Friday, March 14, 2014

Pilih Jalan yang Benar



Hidup adalah pilihan, bagaimana kita bisa memilih jalan yang singkat, jelas ke tujuan, dan selamat sampai tujuan. Kalau ada jalan pintas, lantas untuk apa kita memilih jalan yang panjang kalau ada jalan pintas dan dengan lantang mengatakan "saya sampai di tujuan". Untuk apa berhenti sekolah kalau cita-citamu ingin jadi dokter, ingin jadi tentara, inggin jadi artis, pilot, perawat, guru, dosen, pegawai, dsb. Kalau ternyata Anda berhenti di tengah jalan. Sekolah adalah jalan pintas menuju cita-cita, kalau kita abaikan? kita akan menempuh jalan panjang menuju cita-cita bahkan sulit untuk mencari pekerjaan. Zaman sekarang mendapatkan pekerjaan itu susah, berkompetisi dengan ribuan bahkan jutaan kompetitor tetapi yang diterima hanya segelintir orang saja. Kalau saja para pejuang kita dulu berhenti sekolah di Belanda, sampai kapan pun kita akan terus dijajah.

Saya hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa, tetapi di sini saya mencoba kritis menghadapi masalah. Tidak ada anak lulusan SMP atau SD yang akan diterima pekerjaan, barangkali "maaf'' jadi pekerja seperti tukang ojek, petani biasa, atau tukang parkir, bahkan penjaga toilet umum. Jadi petani boleh, bahkan lebih bagus lagi. Tetapi jadilah petani berdasi, maksudnya apa? petani lulusan sarjana pertanian yang andal dan bertangan dingin dengan pengetahuan hortikultura dan tanaman yang banyak. Petani yang berpendidikan yang tak menggunakan cangkul tetapi traktor, tak menggunakan kerbau tetapi mesin canggih tak menggunakan tanah tetapi cukup sterofoam.

Kalau orangtua Anda nelayan biasa, bercita-citalah menjadi nelayan berdasi yang tak menggunakan tangan untuk mendayung perahu, tetapi mesin bertenaga listrik. Itu tidak mustahil, asalkan kita mau bekerja keras, usaha, dan pengorbanan. Karena tidak ada orang yang duduk, diam (dalam artian tak ada pekerjaan; pengangguran, red), dapat uang.

Belajarlah untuk memilih jalan pintas yang benar lagi dihalalkan. Barakallah.
(aap18)

No comments:

Post a Comment